Friday 26 December 2008

Sajak Cinta Untuk Dia

Ketika rakyat berkubang dalam genangan air mata
kita berjumpa

Tatkala petani terusir dari tanah leluhurnya
kita bersua

Saat buruh acungkan kepalan tangan menuntut haknya
kita saling jatuh cinta
karena kita di antara penderitaan mereka
darah kita mengalir di nadinya.

Tapi kini kau begitu jauh
jauh tak terengkuh
oleh angan dan harapan
setelah aku terbuang.

Lewat kangenku pada jalanan
lewat rinduku pada pekik perlawanan
kukirim salam untukmu
meski kau tinggal bayang-bayang semu
ataukah aku yang selalu ragu
pada landasan yang selama ini jadi pijakan
cita-cita masyarakat tanpa penindasan.

Rinduku padamu,
laksana bayi rindukan tetek ibunya
ketika lapar dan dahaga.

Cintaku padamu,
kini terbawa angin senja
kulambaikan tangan perpisahan
sambil mendekap dada yang terluka.

Surabaya,2006

No comments: